Taekwondo Ditargetkan Juara Umum

Kamis, 07 April 2011 | pada 06.34

Taekwondo berharap dapat mengulangi sukses mereka pada SEA Games 1997 di SEA Games (SEAG) XXVI, Jakarta-Palembang, November mendatang. Pada SEA Games 1997 di Jakarta, kontingen Taekwondo sukses menjadi juara umum. "Dari KONI, kami diharapkan bisa mencapai kembali kejayaan seperti SEA Games 1997, dimana taekwondo menjadi juara umum," ujar sekjen demisioner Pengurus Besar Taekwondo Indonesia (PBTI) Wahyu Hagono, Jumat (25/3).

Namun Wahyu belum berani memastikan jumlah medali yang dapat diraih. Karena masih menunggu hasil sejumlah turnamen dan training camp di Korea nantinya.

"Secara pribadi saya nilai masih prematur, karena kita masih akan melihat hasil kejuaraan dan training camp. Paling tidak target kita ingin lebih baik dari perolehan SEA Games sebelumnya," ujar Wahyu.

Dia menambahkan taekwondo merupakan olahraga permainan yang tidak dapat diukur.

Menurut rencana sebanyak 22 atlet nomor kyorugi akan mengikuti turnamen di Korea Selatan (Korsel) pada 1-6 Mei dan dilanjutkan dengan training camp selama dua bulan. Setelah itu 12 atlet untuk nomor poomse akan menyusul ke Korsel untuk melakukan hal yang sama. Dari total 34 atlet itu, pada Juli akan dilakukan degradasi.

"Juli akan kita akan cut-off. Penilaiannya bukan hanya berdasarkan hasil kejuaraan dan training camp, tapi juga teknik, mental, disiplin," ujar Wahyu.

Di SEA Games, taekwondo akan mempermainkan delapan nomor kyorugi dan lima nomor poomse. Namun dengan sistem kuota, maka setiap nagera hanya bisa tampil pada enam nomor kyorugi dan tiga nomor poomse.

Selain melakukan pelatihan di luar negeri, PBTI juga berencana untuk merekrut pelatih dari Korsel. Namun belum mendapatkan konfirmasi dari 'Negeri Ginseng' itu.

"Kita sedang benar-benar mengkaji kualifikasi pelatih yang kita inginkan. Tidak mungkin pelatih yang tidak qualified. Kita memerlukan pelatih qualified," tukasnya.

Kehadiran pelatih asing, lanjut Wahyu, bukan mengecilkan pelatih Indonesia. Tetapi untuk bekerjasama dengan pelatih Indonesia.

PBTI juga masih akan mencari tambahan dana untuk menambah dana pelatih asing yang disediakan program Indonesia emas (Prima). Pasalnya Prima hanya menyediakan dana US$3.000 (sekitar Rp26,2 juta).

0 komentar:

Posting Komentar