Taekwondo Berlatih di Pantai Kapuk

Selasa, 28 September 2010 | pada 09.39

Setelah menghasilkan medali emas dan perak di Korsel Terbuka awal September, tim taekwondo yang dipromosikan ke Asian Games XVI di Guangzhou, kini tinggal pematangan di Padepokan Taekwondo di Pantai Kapuk, Jakarta Utara.
    
"Atlet yang berhasil meraih medali emas di Korsel Terbuka, adalah Macho S (putra) dan perak disumbangkan oleh Ririn Agustin," ujar Sekjen PB TI Wahyu Anggono kepada Antara di Jakarta, Senin.
    
Sementara itu, atlet Asian Games XVI yang juga dipertandingkan di Korsel Terbuka, adalah Julius Fernando, Basuki Nugroho, Risal Samsir di putra, sedang di putri adalah Fransiska Valentina.
    
Meski mereka belum menghasilkan medali, namun kecepatan dan fisiknya sudah menunjukkan peningkatan. Hal itu yang membuat PB TI tidak perlu menurunkan di event internasional lainnya.
    
Namun keenam atlet taekwondo yang dipromosikan ke Asian Games XVI di Guangzhou, November 2010 tinggal melakukan pematangan di Jakarta. Melalui pengawasan Lamting (mantan atlet nasional) diharapkan prestasinya terus mengalami peningkatan.
    
Dengan harapan, kata Wahyu, tim taekwondo nasional bisa menyumbangkan medali emas bagi Merah-Putih. Bila hal itu terjadi maka melakukan latihan di Tanah Air tidak kalah kualitasnya dengan di luar negeri.
    
Kendati begitu katanya, para atlet nasional yang sudah mencapai prestasi puncak harus diturunkan di berbagai kejuaraan internasional. Dengan harapan dapat mengukur prestasi yang dimiliki selama berlatih di Pantai Indah Kapuk, Jakarta Utara.

Taekwondo Selesaikan 4 Kelas

CABANG taekwondo mulai menggelar pertandingan dalam gelar Open Tournament Haornas 2010 di Flobamora Mall, Jumat (24/9/2010). Hingga pukul 22.00 Wita, cabang taekwondo sudah menyelesaikan pertandingan empat kelas.

Menurut koordinator cabang taekwondo, Isack Yacob Petruzs, persaingan di nomor khusus pelajar ini cukup ketat. Meski hampir semuanya adalah atlet pemula, namun kualitas bertandingnya sudah mulai kelihatan.

Adapun empat kelas yang sudah menggelar babak final, yakni kelas 28 kg putra, Gasper (SMKN 1), Gibet (Turangga), Ardi Rido (Turangga), Yaswin (Unika). Kelas 34-36 kg putra, Keni (Oesapa), Roberto (Turangga), Vian (SMPN 2), Adi Nara (SMPN 2). Kelas -32 kg putra, Into (Unika), Didi Setiawan (SMPN 2), Nikson (Wirasakti), Sugi (SMKN 1).  Kelas -33 kg, Tini (Turangga), Citra (Turangga), Mulyana (SMPN 2), Priska Lodorohi (SMKN 1).

Dari cabang tinju, persaingan menuju babak final makin ketat. Beberapa petinju unggulan di luar dugaan berhasil ditaklukkan lawannya. Yang fantastis adalah penampilan petinju asal Sasana Rasta, Rote Ndao, Maksi Mesakh.

Sama sekali tidak diunggulkan, Maksi di luar dugaan mampu mengalahkan petinju Sulawesi Utara (Sulut) asal Sasana RE Indonesia, Jakarta, Aldo Sugoro dengan angka. Pengalaman minim ternyata bukan menjadi masalah bagi Maksi. Maksi malah mengajak petinju Sulut ini untuk berduel pukulan. Terpancing, Aldo sering melakukan pukulan yang keliru. Akibatnya poinnya dipotong wasit Yakob Haning karena memukul dengan tangan bagian dalam. Sebelumnya Maksi juga mendapat pemotongan poin karena sering menunduk terlalu rendah.

Adapun hasil pertandingan, Jumat malam, yakni kelas 42 kg youth putri, Emilia Telik (SBC) mengalahkan Rabeka Fanggi (Rote), Onis Mau (Belu) kalah dari Fety Radja (SBC). Kelas 44 kg youth putri, Maria Ocikali (CBC) menang atas Angelina Niis (LBC), Sindi Ratu (Rote) kalah KO dari Sandu Calvin (PGMI).

Kelas 48 kg youth putra, Rudolf Landi (Helong) mengalahkan Inosentinus Mau (Union), Maksi Mesak (Rote) mengalahkan petinju Sulut, Aldo Sugoro (RE Indonesia). Kelas 51 kg youth putra, Weldi Mabilaka (PCL) menang atas Hari Saleh (Rote).

"Besok (sore ini) babak final beberapa kelas akan digelar. Dari pengamatan kami sebagai panitia, semua berjalan dengan sukses meski cuaca seperti angin kencang cukup mengganggu," kata panitia pelaksana, Hermensen Ballo.

Beasiswa Atlet Olimpiade 2012

Sebanyak tujuh atlet Indonesia berhasil meraih Beasiswa Olimpiade 'London 2012', setelah memenuhi berbagai kualifikasi yang ditentukan.

Ketujuh atlet tersebut yakni, Simon Santoso (bulutangkis), Sinta Darmariani (angkat besi), Okta Dwi Pramita (angkat besi), Glenn Victor Sutanto (renang), Greysia Polii (badminton), Fernando Lumain (atletik), dan Fransisca Valentina (taekwondo).

Berbagai macam kualifikasi pun harus dipenuhi ketujuh atlet tersebut untuk mendapatkan beasiswa tersebut, antara lain: atlet dari cabang olahraga olimpiade, mempunyai tingkatan teknis minimal (atlet yang telah terbukti pernah mengikuti kompetisi nasional dan internasional), dan tingkatan teknis maksimal, sesuai dengan kriteria yang telah ditetapkan oleh Komite Olimpiade Internasional (IOC).

Beasiswa tersebut diberikan oleh Olympic Solidarity kepada atlet-atlet yang berpotensi untuk mengikuti Olimpiade musim panas ke-30 tersebut.  Dana beasiswa yang diberikan sebesar US$800 (sekitar Rp7,2 juta) setiap bulannya selama dua tahun.

"Ini kebanggaan bagi dunia olahraga kita, karena atlet berprestasi kita mampu bersaing dengan atlet negara lain guna mendapatkan beasiswa tersebut," ungkap Ketua Komisi Atlet Komite Olimpiade Indonesia (KOI) Ade Lukman di Jakarta, Sabtu (25/9).

Namun, dana tersebut, jelas Ade, tidak seluruhnya diberikan kepada atlet. Sebagian dana akan diberikan kepada pelatih dan federasi cabang olahraga sebagai biaya pelatihan. Selain itu, terdapat dana tambahan sebesar US$5000 (Rp45 juta)  yang akan digunakan sebagai biaya untuk berpartisipasi pada kualifikasi Olimpiade London 2012.

Selain ketujuh atlet tersebut, terdapat satu atlet yang memperoleh beasiswa sebesar US$1300 (Rp11,7 juta) setiap bulannya selama dua tahun, yaitu Fernando Lumain (atletik), dikarenakan atlet tersebut harus berlatih juga di Beijing. Keseluruhan biaya yang diberikan oleh Olympic Solidarity bagi atlet berprestasi Indonesia sebesar US$181400 (Rp1,63 miliar).

Tim Taekwondo Indonesia Ikuti Korea Open

Minggu, 05 September 2010 | pada 06.10

Tim Taekwondo Indonesia bersiap mengikuti Korea Open sebagai uji coba terakhir menjelang Asean Games China. Kontingen tim Pelatnas Taekwondo Indonesia tersebut akan diberangkatkan mulai Selasa (31/08) besok sampai 5 September 2010.

Total ada 33 orang, yakni 19 atlet untuk kelas Georugi (tarung), Poomsae (jurus) 7 atlet, serta 7 orang sisanya adalah Official. Demikian diungkapkan SATRIONO Pelatih Tim Pelatnas Taekwondo Indonesia.

Kepada BUDI LEKSONO reporter Suara Surabaya, Senin (30/08), SATRIONO mengatakan, selama di Korea mereka akan mengikuti kejuaraan terbuka yang juga diikuti beberapa atlet negara lain yang akan tampil di Asian Games China, November mendatang. Berikut penjelasan SATRIONO

Dalam kejuaraan Korea Open tahun ini, kontingen Taekwondo Indonesia tidak ditarget muluk – muluk. Yang penting seluruh atlet yang dikirim bisa tampil masksimal. Minimal mereka harus mencapai hasil yang sama dengan tahun lalu. Yakni memperoleh 1 emas, 4 perak dan 7 perunggu.

Dengan dikirimkannya mereka ke Korea Open, SATRIONO berharap mereka bisa membawa hasil positif untuk prestasi cabang Taekwondo di Asian Games China mendatang. Berikut pernyataan SATRIONO

Sesudah mengikuti kejuaraan Korea Open, atlet yang tergabung di nomor Georugi langsung pulang ke Indonesia. Sementara atlet Poomsae tetap tinggal di sana selama satu bulan. Rencananya, mereka akan langsung mengikuti kejuaraan dunia di Uzbekistan, Oktober mendatang.